POST

Rabu, 15 Januari 2014

CATATAN KULIAH DR. MANSHUR, 04 Januari 2014




Bab.2
Landasan Pengembangan Kurikulum
KOMPETENSI
Faktor-faktor yang melandasi pengembangan kurikulum,
v  landasan filosofis,
v  psikologis,
v  sosiologis
v  serta landasan IPTEK.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai
-          kedudukan yang cukup sentral, dalam keseluruhan kegiatan pendidikan,
-          menentukan proses pelaksanaan dan hasil dari pendidikan.
Begitu pentingnya peran kurikulum  dalam pendidikan termasuk PAI –
  • dalam perkembangan kehidupan manusia,
  • perlu dibahas tentang bagaimana pengembangan kurikulum,
  • apa fungsi kurikulum serta,
  • Bagaimana proses pengembangan kurikulum.
Ø  Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yg dilakukan selama periode tertentu.
Ø  Empat (4) hal penentu pengembangan kurikulum (Tyler, 1973),
  1. falsafah hidup bangsa,
  2. harapan, kebutuhan maupun permintaan masyarakat akan produk pendidikan,
  3. kesesuaian kurikulum dengan peserta didik, dan
  4. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
A. Landasan Filosofis
-          Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti "cinta kebijakan". Orang belajar/ berfilsafat - org yg mengerti dan dapat berbuat bijak.
-          Filsafat - pemikiran atau renungan yg sangat dalam tentang suatu nilai. Misalnya: kewibawaan, kebenaran, kebijaksanaan, kemanusiaan atau kebahagiaan dsb.
-          Sesuatu yg diyakini sebagai kebenaran merupakan sesuatu yg sangat penting dalam proses pendidikan, tujuan pendidikan yg terpenting adlh menanamkan nilai-nilai.
-          Guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki sistem nilai,
-          Bahwa filsafat pada dasarnya adlh suatu pand hidup yg terdapat pada setiap orang,
-          Dmk, pend, (apa pendidikan, apa tujuannya, dan bagaimana cara mencapainya).
Ø  Pandangan hidup sebagai sistem nilai yg dipegang bukan semata-mata terdapat pada individu, melainkan juga pada kelompok masy /bangsa.
Ø  Secara nasional pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila. Karena itu kaidah dan norma sosial maupun sistem nilai yang dianut secara nasional mengacu kepada Pancasila.

B. Landasan Psikologis
  • Harapan masy adlh agar apa yq dipelajari di sekolah dapat dipergunakan dalam kehidupan praktis dimasyarakat.
  • Program sekolah harus diselaraskan sesuai dgn norma dan kondisi serta nilai-nilai…….
  • Bila hal ini dapat dilakukan maka keberhasilan dan proses pendidikan dapat dilaksanakan dalam suatu pola kurikulum yang terencana dan bertujuan sesuai dengan pandangan masyarakat,
  • bentuk pengalaman-pengalaman belajar harus selaras dengan perkembangan anak, sejalan dengan motif-motif yang mendorong anak, sesuai dengan aktivitas anak dalam belajar.
  • Semuanya itu harus disesuaikan dengan faktor-faktor yg mempengaruhi "belajar":

1. Pengertian Belajar dalam Kurikulum
Ø  Inti Kurikulum "rencana belajar", agar rencana belajar dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien - ---------------------perlu pertimbangan.
Ø  Hilgard sebagaimana dikutip Wiryokusumo (1988) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses dimana kegiatan berkembang /diubah, berarti bahwa belajar itu perlu adanya sesuatu dari luar.
Ø  Senada, Kingsley (1957) yang dirujuk oleh Wiryokusumo (1988) bahwa belajar “proses dimana tingkah laku ditimbulkan oleh praktek atau latihan. Dgn dmk, belajar merupakan kegiatan yang sifatnya batiniah maupun lahiriah.
Ø   Kegiatan belajar akanterasa oleh pelajar ybs. dan terlihat nyata oleh orang lain dari perbuatan-perbuatan secara fisik yang dilakukan oleh pelajar tsb.
2. Ragam Teori Belajar
-          Secara psikologis, belajar merupakan proses jiwa yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan.
-          Kajian psikologis yang dapat melandasi penyusunan dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar memiliki makna terhadap,
  • Pertama; Fungsi-fungsi jiwa, seperti mengamati, tanggapan, mengingat, merasa, berpikir, kemauan, minat dan sebagainya.
  • Kedua, Fungsi-fungsi lainnya, spt tanggapan yg saling berkaitan /asosiasi dgn fungsi jiwa yang lain spt mengingat, berpikir, kemauan, minat dan sebagainya.
  • Dari kajian di atas, maka timbullah berbagai teori belajar sbb,
a. Teori Belajar Behavioristik
-          Teori belajar psikologi behavioristik dikembangkan oleh para psikolog behavioristik, disebut "Contemporary behaviorists" atau disebut “S-R psychologists".
-           Mereka beranggapan bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
-          Dgn dmk dalam tingkah Iaku belajar tdp jalinan yang erat antara reasksi-reaksi behavioral dgn stimulusnya. Teori belajar ini masih banyak dipraktekkan di sekolah. Misal : 5 x 6 (S) = 30 (R) atau dlm geografi ibukota Indonesia (S)- Jakarta
-          Guru -menganut pand ini berpendapat bahwa tingkah Iaku siswa mrp reaksi-reaksi tdp lingkungan mereka masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah Iaku adalah merupakan hasil belajar.
-          Berdasar teori ini maka tingkah Iaku siswa dapat dianalisis dengan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah Iaku tersebut.

 b. Teori Belajar Psikologi Kognitif
-          Aliran psikologi kognitif beranggapan bahwa tingkah Iaku seseorang tidak hanya dikontrak oleh reward dan penguatan (reinforcement),
-          tetapi tingkah Iaku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah Iaku itu terjadi.
-          Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi memperoleh "insight' (wawasan)untuk memecahkan masalah.
-          Jadi tingkah Iaku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi.
c. Belajar Psikologi Humanistik
-          Aliran psikologi humanistik beranggapan -tiap orang itu menentukan perilaku mereka sendiri. Mereka bebas dalam memilih kualitas hidup mereka, tidak terikat oleh lingkungannya.
-           Menurut aliran ini penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
-          Tujuan utama pendidik adlh membantu siswa untuk mengemb diri : membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sbg manusia yg unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
D. Landasan Sosial.
       Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
       Sebagai suatu rancangan, kurikulum akan menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan.
       Telah diketahui bersama, bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat.
       Oki baik, isi maupun proses  pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan dan perkembangan masyarakat.

Pendidikan dan Masyarakat
-          Pertama, proses pend selalu mengandung nilai, dan memberikan pertimbangan nilai,- disebabkan karena pend diarahkan pada pengemb pribadi anak, agar sesuai dgn nilai-nilai yg diharapkan oleh masyarakat.
-          Kedua, keberhasilan dari suatu proses pendidikan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat dimana proses pend itu berlangsung.
      Kalau di suatu masyarakat berbeda dengan di masyarakat lain  maka,
-          Di antara dua /lebih masyarakat  tsb sering terjadi konflik yg disebabkan adanya perbedaan nilai tersebut.
-          Perbedaan itu dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan sistem nilai yang berakar pada perbedaan pola-pola kebudayaan.
D. Landasan Sosial.
       Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
       Sebagai suatu rancangan, kurikulum akan menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan.
       Telah diketahui bersama, bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat.
       Oki baik, isi maupun proses  pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan dan perkembangan masyarakat.
       Pendidikan mrp bagian dari kebudayaan. Dalam arti yg lebih mendasar pendidikan mrp suatu proses kebudayaan.
       Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung dalam kesendirian, tetapi harus dalam interaksi dengan orang lain, interaksi dengan lingkungan.
       Lebih dari itu, pend bersifat pribadi dan sosial. Bersifat pribadi karena hasil akhirnya berupa pembentukan pribadi individu sendiri. Bersifat sosial karena proses pendidikan berlangsung dalam situasi sosial dan pendidikan diarahkan agar anak mampu bertingkah Iaku, berbuat dan hidup dengan baik dalam berbagai situasi dan lingkungan sosial.
        Oleh karena itu kehidupan dan faktor-faktor sosial bukan hanya menjadi landasan tetapi juga menjadi isi dan proses pendidikan.

D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
       Para ahli pemyataan bahwa "ilmu bukan hanya untuk ilmu".
       Perkemb suatu ilmu pengetahuan tidak  hanya  ditujukan kepada perkemb ilmu itu sendiri,
       tapi juga diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan/ilmu yang lain.
       Sumbangan  suatu ilmu pengetahuan thd bidang lain mrp suatu segi penerapan dari ilmu tersebut.
       Penerapan suatu ilmu terhadap sesuatu bidang disebut teknologi
       Perkemb teknologi menjangkau semua bidang kehidupan manusia, bidang ekonomi misal, teknologi telah merambah pada bidang perikanan, kehutanan, peternakan, pertambangan dsb.
       Perkemb Iptek telah menimbulkan banyak perubahan dalam nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya, spiritual, intelektual, maupun material.
ü  Perkemb Iptek juga telah menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi serta sikap hidup baru, menuntut perubahan pada sistem dan isi pendidikan.
ü  Pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada saat ini dan di masa yang akan datang.
ü  Perkemb Iptek (langsung /langsung) menuntut perkembang pendidikan.
ü  Pengaruh langsung perkemb Iptek adalah memberikan isi/materi yang akan disampaikan dalam pendidikan.
ü  Pengaruh tak langsung adalah perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
-          perkemb masyarakat,
-          perkemb masyarakat menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, dan
-          keterampilan baru yang dlkembangkan dalam pendidikan.

RINGKASAN
Pengembang kurikulum adlh kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yg dilakukan selama periode tertentu.
Empat penentu dlm kegiatan pengemb kurikulum (Tyler, 973),
v   (1) falsafah hidup bangsa,
v  (2) harapan, kebutuhan maupun permintaan masyarakat akan
produk pendidikan,
v   (3) kesesuaian kurikulum engan peserta didik, dan
v  (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar