Perkuliahan tanggal 7 September 2013
A.
Tujuan
Ilmu
2.
Mewujudkan
keinginan, mengubah kehidupan menjadi lebih baik
b.
Ilmu untuk
pemangku kepentingan
1.
Memperkuat
kapitalisme: uang, kekusaan, kekerasan, dan iptek.
2.
Pragmatis
c.
Menurut
Islam[5]
1.
Alat
untuk mencari kebenaran
2.
Prasarat
amal saleh
3.
Alat
mengelola sumber alam guna mencapai ridha Allah
4.
Alat
penghubung dan pengembangan daya pikir
B.
Kerangka
Metodologis[6]
a.
Epistemologi
(Barat) modern
1.
Pemisahan
antara bidang sakral dan bidang duniawi
2.
Kecenderungan
ke arah reduksionis
3.
Pemisahan
antara subyektifitas dengan obyektifitas
4.
Antroposentrisme
5.
Progresivisme
- Rekonstruksionisme
b. Epistemologi (Relasional) Postmodern
1. Integrasi
2. Universalitas
3. Integrasi subyektifitas dengan
obyektifitas
4. Theosentrisme (Tauhid)
5. Esensialisme – Perennialisme
- Epistemologi Pendidikan Islam[7]
a. Proses pembelajaran
a. Empirik/ Bayani
1. Khibar (berita yang benar)
2. ‘Ibrah atau I’tibar (mengambil pelajaran)
3. Dirasah (hafalan dan ingatan)
4. Ru’yah (memfungsikan daya lihat)
5. Nazhar (melihat sambil mengamati)
6. Bashar (penglihatan yang tajam)
b. Logik/ Burhani
1. Tafakkur (pengembaraan potensi pikir)
2. Ta’aqqul (pengintegrasikan antara pikiran
dan perbuatan)
3. Tadabbur (memperhatikan konsekwensinya)
4. Dirayah (berdasarkan pengetahuan yang
telah ada)
5. Tafaqquh (menelaah mendalam realitas yang
ada)
c. Intuisi/ ‘Irfani
1. Al-Dzikr
2. Tazkiyah
b. Proses pengajaran
a. Empirik/ bayani
1. Al Bayan (memaparkan dalil dan bukti kebenaran)
2. Tarbiyah (pendektean)
3. Ta’abbud (berakhlak mulia)
b. Logik/ burhani
1. Ta’lim (pengetahuan yang kontinyu)
2. Tamtsil (perumpamaan)
3. Qashash (sejarah dan cerita)
4. Hiwar (dialog)
c. Intuisi/ ‘irfani
1. Wahyu (eskatologi)
2. Ilham (individual progresif)
3. Naba’ (informatif aspiratif)
Referensi:
Asy’arie, Musa. 1999. Filsafat Islam: Sunah Nabi dalam Berfikir. Yogyakarta: LESFI.
Aziz, Abd.. 2009. Filsafat Pendidikan
Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sukses Offset.
Azizy, A. Qodri. 2003. Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman, Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam
Departemen Agama RI. Semarang: CV. Aneka Ilmu
Ewing, A.C.. 2003. The Fundamental Questions of Philosophy, New
York: Collier Books, 1962.
pent. Uzair Fauzan dan Rika I Iffati
Farikha, Persoalan-persoalan Mendasar Filsafat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hunnex, Milton D.. 1986. Cronological and Thematic Charts of
Philosophies and Philosophers,
Michigan, Academic Books. pent. Zubair, Peta Filsafat; Pendekatan Kronologis dan Tematis, Jakarta Selatan:
Teraju PT Mizan Publika.
Isma'il, Fuad Farid dan Abdul
Hamid Mutawalli. 2003. Cepat
Menguasai Ilmu Filsafat, Yogyakarta: Ircisod.
Kattsoff, Louis O.. Pengantar Filsafat, pent. Soejono Soemargono,
cet. IX, Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2004.
Riyadi, Hendar (ed.). 2000. Tauhid Ilmu dan Implementasinya dalam
Pendidikan, Bandung: Nuansa
dengan Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam PW Muhammadiyah Jawa Barat.
Simogaki, Kazuo. Betwen Modernity and Postmodernity: The Islamic Left
and Dr. Hassan Hanafi’s Thought,
1988. Pent. M. Imam Aziz dan M. Jadul Maula, Kiri Islam: Antara Modernisme dan Postmodernisme; Telaah Kritis
Pemikiran Hassan Hanafi, cet. V., Yogyakarta:
LKIS, 2001.
Sujudi. 2005. Pendidikan dalam
Perspektif al-Qur'ān; Integrasi Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani. Penyunting Happy Susanto dan Mohammad
Muslih. Jogyakarta: Mikraj
[1] Dosen tetap Sekolah Tinggi Islam Blambangan
(STIB) Banyuwangi, spesialis matakuliah filsafat pendidikan Islam, juga sebagai
ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2009 – sekarang.
[2] Musa Asy’arie, Filsafat
Islam: Sunah Nabi dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI, 1999), hal. 80-87.
[3] Pada prinsipnya tujuan ilmu adalah menjawab
ketidaktahuan realitas dan tantangan yang dihadapi, konseptualisasi
fenomena-fenomena alam, menjelaskan hukum kausalitas, menemukan asas-asas umum
guna menemukan tertib kosmos.
[4] Prinsip ilmu adalah menjunjung tinggi
kebenaran, kebebasan dan kemandirian. Membebaskan manusia dari penderitaan dan
ketakutan yang bersifat spiritual dan universal.
[5] Abd. Aziz. Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), hal. 105-106.
[6] Kazuo Simogaki, Betwen Modernity and
Postmodernity: The Islamic Left and Dr. Hassan Hanafi’s Thought, 1988.
Pent. M. Imam Aziz dan M. Jadul Maula, Kiri Islam: Antara Modernisme dan
Postmodernisme; Telaah Kritis Pemikiran Hassan Hanafi, cet. V.,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 25-34.
[7] Sujudi, Pendidikan dalam Perspektif al-Qur'ān; Integrasi Epistemologi Bayani,
Burhani, dan Irfani. Penyunting Happy Susanto dan Mohammad Muslih. (Jogyakarta: Mikraj, 2005), hal. 121-173.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar