POST

Sabtu, 14 September 2013

PENGEMBANGAN METODOLOGI PAI (8 September 2013



PENGEMBANGAN METODOLOGI PAI
Oleh: Dr. Hasyim Ashari, S.S., MSI
 
Pengaruh keberhasilan pengembangan metodologi PAI
1.     Internal (Guru)
2.     Eksternal (bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar)
Guru         1)Pemegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar

 2)Berpengaruh dalam penggunaan cara-cara/metode pembelajaran PAI
Guru         Harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang siswa, wawasan yang luas tentang pendekatan, prinsip, materi pelajaran, dan menguasai berbagai keterampilan atau model pembelajaran.
Guru              Harus bisa mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

Model-model Pembelajaran PAI

A.   Model Jigsaw (model Tim Ahli)
1.     Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda
2.     Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
3.     Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yng ditugaskan
4.     Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian /sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab mereka
5.     Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.     Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.     Guru memberi evaluasi
8.     Penutup
B.   Cooperative Script
Script Cooperatif merupakan metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah:
1.     Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.     Guru membagi wacana/materi tiap siswa
3.     Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.     Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar:
1.     Menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
2.     Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
3.     Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya
4.     Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
5.     Penutup
C.   Artikulasi
1.     Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.     Guru menyampaikan materi sebagaimana biasa
3.     Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4.     Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil membuat catatan kecil, kemudian bergantian peran. Begitu pula kelompok lainnya.
5.     Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancara dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan wawancaranya
6.     Guru mengulang/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7.     Kesimpulan
D.   Demonstration
Metode ini khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan
1.     Guru menyampaikan indicator hasil belajar
2.     Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.     Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4.     Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang disiapkan
5.     Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa
6.     Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan
7.     Guru membuat kesimpulan
E.   Explicit Instruction
Pembelajaran langsung (explicit Instruction) khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
1.     Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.     Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3.     Membimbing pelatihan
4.     Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.     Memberikan kesempatan untuk latian lanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar