POST

Kamis, 30 Mei 2013

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Aspek kehidupan yang paling mendasar dalam perkembangan dan pembangunan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan juga merupakan sarana yang tepat untuk membentuk karakter siswa sejak dini karena banyak hal yang dipelajari oleh siswa di lingkungan sekolah, mulai dari interaksi dan sosialisasi dengan teman lain, sampai seberapa jauh siswa mampu berfikir aktif dan kreatif untuk perkembangan otak. Dalam hal
ini, proses pembelajaran melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang biasa disebut dengan kegiatan belajar mengajar. Seorang guru akan mengajarkan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah disepakati. Misalnya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikenal dengan istilah kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, berfikir dan bertindak yang semua itu harus dilakukan oleh siswa
Dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 disebutkan proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Melihat gambaran dan pentingnya proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan ini mendorong penulis untuk mengkaji lebih dalam model Pembelajaran Kooperatif  yang mampu mewujudkan pembelajaran yang PAIKEMI. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran yang telah dikembangkan  dianggap cocok dan untuk diterapkan dalam pembelajaran dalam kelas, karena selain mampu mengembangkan kreatifitas, pembelajaran kooperatif ini juga dapat melatih siswa untuk berinteraksi dengan baik dan terutama memberikan rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan temannya.




B.       Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif ?
2.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw?

C.       Tujuan Penulisan
1.       Mengetahui  yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif
2.      Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw
























BAB II
PEMBAHASAN

A.  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.          Pengertian Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Nurhadi 2003: 60). Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam Nurhadi 2003 : 61 menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :
1         Saling ketergantungan positif
2         Tanggungjawab perseorangan 
3         Tatap Muka
4         Komunikasi antar anggota
5         Evaluasi proses kelompok
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.
2.         Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah :
1)       Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar
2)       Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah. 
3)       Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. 
4)       Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
3.         Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1)      Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2)      Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
3)      Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
4.         Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Adapun beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa yaitu:
1         Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
2         Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
3         Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah
4         Memperbaiki kehadiran 
5         Angka putus sekolah menjadi rendah
6         Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
7         Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
8         Konflik antar pribadi berkurang
9         Sikap apatis berkurang
10     Pemahaman yang lebih mendalam
11     Motivasi lebih besar
12     Hasil belajar lebih tinggi 
13     Retensi lebih lama
14     Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.
5.         Fase Pembelajaran Kooperatif
Fase
Indikator
Aktivitas Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.

6.        Macam-macam model pembelajaran kooperatif
Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya
Pendekatan
Unsur
STAD
JIGSAW
Kelompok Penyelidikan
Pendekatan Struktur
Tujuan Kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan Sosial
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan sosial
Struktur Kelompok
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang
Kelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli
Kelompok homogen dengan 5-6 orang
Kelompok heterogen dengan 4-6 orang
Pemilihan topik
Oleh guru
Oleh guru
Oleh siswa
Oleh guru
Tugas utama
Menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi
Mempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materi
menyelesaikan inkuiri kompleks
Mengerjakan tugas yang diberikan baik social maupun kognitif
Penilaian
Tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
Bervariasi, misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan.


B.  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
1. Pengertian
Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan para koleganya (1978) sebagai metode Cooperative Learning. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Dalam model ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Model ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini paling cocok digunakan dalam pelajaran-pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa bagian ilmu pengetahuan (sains), dan berbagai bidang terkait yang tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan ketrampilan. “Bahan mentah” pengajaran untuk Jigsaw biasanya berupa materi yang berisi cerita, biografi, atau narasi yang serupa atau materi deskriptif.
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kunci bagi keberhasilan model Jigsaw adalah kesalingtergantungan: setiap siswa tergantung pada teman-teman dalam tim untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan penilaian yang baik atas pekerjaan mereka.

2. Langkah-Langkah dalam Penerapan Jigsaw
a. Pembentukan kelompok Jigsaw
Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Siswa diberi bab-bab atau unit-unit lain untuk dibaca, dan diberi “expert sheets” (lembar pakar) yang berisi topik-topik yang berbeda bagi masing-masing anggota tim untuk dijadikan fokus ketika membaca.
 b. Diskusi Kelas Pakar
 Para siswa yang memiliki topik-topik pakar yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok pakar. Semua anak yang mendapatkan topik pakar 1 berkumpul bersama pada satu bangku, semua siswa yang mendapatkan topik pakar 2 berkumpul pada bangku yang lain, dan seterusnya. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.
Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
c. Laporan Kelompok
Para pakar kembali kepada tim-tim mereka untuk mengajarkan topik-topik tersebut kepada teman-teman dalam tim mereka (kelompok jigsaw/ kelompok asal) secara bergiliran. Guru memberi penekanan kepada para siswa bahwa mereka harus bertanggungjawab kepada teman-teman dalam tim mereka untuk menjadi guru yang baik sekaligus sabagai pendengar yang baik.
d. Presentasi
Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
e. Tes/Kuis
Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual, kemudian lakukan pencocokan jawaban dengan cara anak-anak menukarkan kuis dengan para anggota tim-tim yang lain untuk scoring, atau kumpulkan kuis-kuis tersebut untuk dinilai oleh guru. Jika siswa melakukan scoring, suruhlah pemeriksa (checker) menuliskan nama mereka di bagian bawah kuis yang mereka periksa. Setelah kelas selesai lakukan pemeriksaan di tempat (spot-check) terhadap beberapa kuis untuk memastikan bahwa para siswa telah melakukan pekerjaan pengecekan dengan baik.
f. Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Di samping itu, sebagaimana dalam STAD, sertifikat, papan bulletin, dan/ atau berbagai penghargaan lain diberikan sebagai penghargaan terhadap kelompok-kelompok yang sukses.
Dengan demikian, siswa termotivasi untuk mengkaji materi tersebut dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok-kelompok pakar sehingga mereka dapat membantu tim mereka bekerja dengan baik.

























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
Dari pemaparan tentang model pembelajaran tipe jigsaw, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe jigsaw ini cukup baik untuk di kembangkan dalam dunia pendidikan untuk memberikan rasa tanggung jawab, kerja sama, berinteraksi dengan orang lain dan melatih rasa percaya diri dan menyampaikan pendapat.

B. Saran
1.       Sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih kreatif untuk melakukan variasi model pembelajaran.
2.      Untuk terampil menggunakan model-model pembelajaran, guru harus mengetahui karakteristik dan menguasai langkah-langkah dari masing-masing model.
3.       Setiap materi dalam mata pelajaran memiliki karakteristik, oleh karena itu guru lebih bijak dalam memilih model pembelajaran agar efektif dan efisien.












DAFTAR PUSTAKA


Anita Lie.2008.Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.

Slavin.1994.Pembelajaran kooperatif : Model Pembelajaran Tope Jigsaw http://www.scribd.com/doc/ 2011/09/21/Model-Pembelajaran-Tipe-Jigsaw
Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :Kencana
http://www.erapasifik.asia/2012/09/peran-model-pembelajaran-jigsaw.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar