BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek
kehidupan yang paling mendasar dalam perkembangan dan pembangunan bangsa adalah
pendidikan. Pendidikan juga merupakan sarana yang tepat untuk membentuk
karakter siswa sejak dini karena banyak hal yang dipelajari oleh siswa di
lingkungan sekolah, mulai dari interaksi dan sosialisasi dengan teman lain,
sampai seberapa jauh siswa mampu berfikir aktif dan kreatif untuk perkembangan
otak. Dalam hal
ini, proses pembelajaran melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik yang biasa disebut dengan kegiatan belajar
mengajar. Seorang guru akan mengajarkan materi pembelajaran berdasarkan
kurikulum yang telah disepakati. Misalnya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dikenal dengan istilah kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan,
berfikir dan bertindak yang semua itu harus dilakukan oleh siswa
Dalam
Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 disebutkan proses pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Melihat gambaran dan pentingnya proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan ini mendorong penulis untuk mengkaji lebih dalam model Pembelajaran Kooperatif
yang mampu mewujudkan pembelajaran yang PAIKEMI.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang
merupakan salah satu model pembelajaran yang telah dikembangkan dianggap cocok dan untuk diterapkan dalam
pembelajaran dalam kelas,
karena selain mampu mengembangkan kreatifitas, pembelajaran kooperatif ini juga dapat melatih siswa
untuk berinteraksi dengan baik dan terutama memberikan rasa tanggung jawab
untuk diri sendiri dan
temannya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif ?
2.
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui yang dimaksud dengan model
pembelajaran koperatif
2.
Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.
Pengertian Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia
sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi
logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan
sesama
(Nurhadi 2003: 60). Abdurrahman dan
Bintoro (2000) dalam Nurhadi 2003 : 61 menyatakan Pembelajaran
kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran
kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap
muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin
hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal,
lima unsur model pembelajaran gotong
royong harus diterapkan :
1
Saling
ketergantungan positif
2
Tanggungjawab
perseorangan
3
Tatap Muka
4
Komunikasi
antar anggota
5
Evaluasi proses
kelompok
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat
mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas
siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia
yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka
untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan
temannya bukan sebaliknya.
2.
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah :
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah :
1)
Siswa bekerja
dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar
2)
Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah.
3)
Bilamana
mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin
yang berbeda.
4)
Penghargaan
lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
3.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1) Hasil
belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan
terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai macam latar belakang.
3) Pengembangan
keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa
diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam
kelompok.
4.
Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Adapun
beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa yaitu:
1
Meningkatkan
pencurahan waktu pada tugas
2
Rasa harga diri
menjadi lebih tinggi
3
Memperbaiki
sikap terhadap IPA dan sekolah
4
Memperbaiki
kehadiran
5
Angka putus
sekolah menjadi rendah
6
Penerimaan
terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
7
Perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil
8
Konflik antar
pribadi berkurang
9
Sikap apatis
berkurang
10
Pemahaman yang
lebih mendalam
11
Motivasi lebih
besar
12
Hasil belajar
lebih tinggi
13
Retensi lebih
lama
14
Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Jadi,
pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari
pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa
belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan
mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.
5.
Fase
Pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Indikator
|
Aktivitas Guru
|
1
|
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa
|
2
|
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
|
4
|
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu
maupun kelompok.
|
6.
Macam-macam model
pembelajaran kooperatif
Beberapa pendekatan pada model
pembelajaran kooperatif dan perbandingannya
Pendekatan
Unsur |
STAD
|
JIGSAW
|
Kelompok Penyelidikan
|
Pendekatan Struktur
|
Tujuan
Kognitif
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi
akademik sederhana
|
Informasi
akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
|
Informasi
akademik sederhana
|
Tujuan
Sosial
|
Kerjasama
dalam kelompok
|
Kerjasama
dalam kelompok
|
Kerjasama
dalam kelompok kompleks
|
Keterampilan
kelompok dan sosial
|
Struktur
Kelompok
|
Kelompok
heterogen dengan 4-5 orang
|
Kelompok
heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli
|
Kelompok
homogen dengan 5-6 orang
|
Kelompok
heterogen dengan 4-6 orang
|
Pemilihan
topik
|
Oleh
guru
|
Oleh
guru
|
Oleh
siswa
|
Oleh
guru
|
Tugas
utama
|
Menggunakan
LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi
|
Mempelajari
materi dalam kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materi
|
menyelesaikan
inkuiri kompleks
|
Mengerjakan
tugas yang diberikan baik social maupun kognitif
|
Penilaian
|
Tes
mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Bervariasi,
misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Menyelesaikan
proyek dan menulis laporan.
|
|
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
1. Pengertian
Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson
dan para koleganya (1978) sebagai metode Cooperative Learning. Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Dalam model ini, guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar
bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan
sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Model ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini paling cocok digunakan dalam
pelajaran-pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa bagian ilmu
pengetahuan (sains), dan berbagai bidang terkait yang tujuan pembelajarannya
adalah pemerolehan konsep bukan ketrampilan. “Bahan mentah” pengajaran untuk
Jigsaw biasanya berupa materi yang berisi cerita, biografi, atau narasi yang
serupa atau materi deskriptif.
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk
belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang
runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kunci bagi
keberhasilan model Jigsaw adalah kesalingtergantungan: setiap siswa tergantung
pada teman-teman dalam tim untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk
mendapatkan penilaian yang baik atas pekerjaan mereka.
2. Langkah-Langkah dalam Penerapan Jigsaw
a. Pembentukan
kelompok Jigsaw
Guru
membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri
dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok
asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Jumlah
anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran
yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran
tersebut. Siswa diberi bab-bab atau unit-unit lain untuk dibaca, dan diberi “expert sheets” (lembar pakar) yang
berisi topik-topik yang berbeda bagi masing-masing anggota tim untuk dijadikan
fokus ketika membaca.
b. Diskusi Kelas Pakar
Para siswa yang memiliki topik-topik pakar
yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok pakar. Semua anak yang mendapatkan topik
pakar 1 berkumpul bersama pada satu bangku, semua siswa yang mendapatkan topik
pakar 2 berkumpul pada bangku yang lain, dan seterusnya. Semua siswa dengan
materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan
bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.
Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi
pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri
dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok
ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa.
Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun
kelompok asal.
c.
Laporan Kelompok
Para pakar kembali kepada tim-tim mereka untuk mengajarkan
topik-topik tersebut kepada teman-teman dalam tim mereka (kelompok jigsaw/
kelompok asal) secara bergiliran. Guru memberi penekanan kepada para siswa
bahwa mereka harus bertanggungjawab kepada teman-teman dalam tim mereka untuk
menjadi guru yang baik sekaligus sabagai pendengar yang baik.
d. Presentasi
Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi
pembelajaran yang telah didiskusikan.
e. Tes/Kuis
Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual, kemudian
lakukan pencocokan jawaban dengan cara anak-anak menukarkan kuis dengan para
anggota tim-tim yang lain untuk scoring, atau kumpulkan kuis-kuis tersebut
untuk dinilai oleh guru. Jika siswa melakukan scoring, suruhlah pemeriksa
(checker) menuliskan nama mereka di bagian bawah kuis yang mereka periksa.
Setelah kelas selesai lakukan pemeriksaan di tempat (spot-check) terhadap
beberapa kuis untuk memastikan bahwa para siswa telah melakukan pekerjaan pengecekan
dengan baik.
f. Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Di samping itu, sebagaimana dalam STAD,
sertifikat, papan bulletin, dan/ atau berbagai penghargaan lain diberikan
sebagai penghargaan terhadap kelompok-kelompok yang sukses.
Dengan demikian, siswa termotivasi untuk mengkaji materi
tersebut dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok-kelompok pakar sehingga
mereka dapat membantu tim mereka bekerja dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
Dari pemaparan tentang model
pembelajaran tipe jigsaw, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe jigsaw ini
cukup baik untuk di kembangkan dalam dunia pendidikan untuk memberikan rasa
tanggung jawab, kerja sama, berinteraksi dengan orang lain dan melatih rasa
percaya diri dan
menyampaikan pendapat.
B. Saran
1.
Sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih kreatif untuk melakukan
variasi model pembelajaran.
2.
Untuk terampil menggunakan model-model pembelajaran, guru harus
mengetahui karakteristik dan menguasai langkah-langkah dari masing-masing
model.
3.
Setiap materi dalam mata pelajaran memiliki karakteristik, oleh karena
itu guru lebih bijak dalam memilih model pembelajaran agar efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie.2008.Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV.
Diponegoro
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Ismail. 2003. Media
Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu
SLTP.
Slavin.1994.Pembelajaran kooperatif : Model
Pembelajaran Tope Jigsaw http://www.scribd.com/doc/
2011/09/21/Model-Pembelajaran-Tipe-Jigsaw
Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi
Paikem. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta :Kencana
http://www.erapasifik.asia/2012/09/peran-model-pembelajaran-jigsaw.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar