Pengembangan Teknilogi Informasi (IT)
dalam Pendidikan
Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB)
Banyuwangi
Tahun akademik 2013/2014
Oleh:
Dr. Kundofir, Dpl.T.Ed., ST., M.Pd
Perkembangan Teknologi Informasi dalam pelayanan Bimbingan Konseling
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Seiring
kemajuan dan perkembangan zaman, seluruh aspek kehidupan akan menyesuaikan
dengan kemajuan tersebut agar tidak terjadinya ketimpangan serta ketinggalan
dalam mengikuti perkembangan zaman. Dari masa ke masa kemajuan seluruh aspek
kehidupan akan terus berkembang secara dinamis serta selaras, dari kemajuan
tersebut lahirlah istilah globalisasi atau era global. Globalisasi ini akan
berdampak pada kebutuhan manusia yang juga menyesuaikan dengan era global,
dimana dunia sudah tak ada lagi sekat dan semua serba dilakukan secara instan
dan efisien.
Salah satu indikasi munculnya era
global tersebut diiringi oleh kemajuan di bidang keilmuan serta teknologi yang
menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi saling berkaitan dan bersinergi terhadap transasksi informasi,
sehingga informasi atau pengetahuan yang akan menciptakan gagasan teknologi
serta sebaliknya teknologi juga akan mempermudah akses informasi dan ilmu
pengetahuan. Ketika akses informasi tersebut semakin mudah, maka hal ini
berdampak kepada globalisasi raksasa serta kemajuan teknologi yang semakin
mutakhir dengan perkembangan, kemajuan serta kedinamisan yang sangat cepat.
Hal tersebut akan berdampak luas terhadap
seluruh aspek kehidupan, termasuk kedalam wilayah pendidikan formal. Kemajuan teknologi
informasi yang semakin mutakhir dan semakin mengefisienkan konsumen
pengguna teknologi, akan menjadi suatu daya tarik yang kuat untuk
mengaplikasikannya dalam ranah pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan
pendidikan yang semakin hari semakin dituntut untuk bergerak atau berkembang
lebih cepat demi mengejar kemajuan era yang semakin mutakhir dan sangat cepat.
Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi di wilayah aspek pendidikan akan
menjadi suatu urgensi tersendiri dalam
menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin mutakhir.
Bimbingan dan konseling
merupakan proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang
optimal. Yang pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya
bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam
kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya
sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi
dirinya sendiri dan juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan
dan konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung
untuk peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan
potensi dirinya. Apabila
persoalan-persoalan dalam penyesuain diri
dengan sistem yang baru tidak segera diatasi, maka disanksika proses
belajar siswa akan terganggu yang akhirnya perkembangan anak secara optimal
juga akan mendapat gangguan. Oleh karena itu pada suatu lembaga pendidikan
diperlukan bantuan melalui pelayanan dan bimbingan konseling. Bimbingan dan
konseling dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan
pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh karena itu,
bimbingan konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu
dengan penerapan aplikasi teknologi informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan serta
kemajuan teknologi yang mutakhir, salahsatunya ialah penggunaan alat atau media
komunikasi serta informasi elektronik baik secara on line maupun off line.
Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta
penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari
kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi,
maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang
sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat – alat atau media dalam
akses informasi di era global ini sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon
selular, komputer, internet dan media lainnya yang langsung atau online ataupun
yang tidak langsung atau off line. Maka semua media teknologi informasi
tersebut akan mempermudah akses pemberian bantuan terhadap individu jika
dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih. Oleh karena itu professional di
bidang bimbingan dan konseling yang selanjutnya disebut dengan konselor,
dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan penerapan
konseling melalui Media
teknologi. Salah satu
upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi peserta atau konseli dalam
mengembangkan potensi serta memahami dirinya juga mengoptimalkan perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
kebutuhan Konseli (masyarakat), maka para Konselor mulai membuat suatu sistem
yang mulai menggunakan Teknologi Informasi sebagai salah satu media proses
Konseling.
Pertanyaan:
1. Bagaimana
Perkembangan Teknologi Informasi dalam pelayanan Bimbingan Konseling?
2. Apa saja
sarana yang dapat digunakan dalam
pelayanan Bimbingan Konseling?
3. Apa Kelebihan Bimbingan Konseling Melalaui
Teknologi Informasi?
4. Apa Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui
Teknologi Informasi?
5. Apa Saja Kode Etik dan Teknologi Informasi
dalam BK?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah agar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada
masyarakat, agar masyarakat lebih mengetahui bahwa pelayanan Bimbingan dan
Konseling dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Manfaat penulisan agar masyarakat dimana saja
mereka berada baik di kota maupun di desa yang
jadi lebih tau apa saja media yang dapat digunakan dalam melakukan
proses Konseling dan mendapatkan dengan sebaik- baiknya.
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi ke dalam proses pelayanan konseling
Pada
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Guru Bimbingan Konseling
/ Konselor di sekolah memberikan pelayanan berkaitan Pengembangan Diri, sesuai
minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik
dalam lingkup usia Sekolah Menengah Atas (SMA) / SMK, mengingat adanya keberagaman
individu (individual deferencies).
Secara lebih teknis Hines juga menawarkan
keahlian yang perlu dikuasi oleh seorang calon konselor sekolah yang berkaitan
dengan kompetensi teknologi informasi, yaitu:
1. Word Processing / Publication
Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik
2. Menciptakan laporan berkala
visual menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik
3. Database (dokumentasi siswa) dan
spreedsheet (tabel dan grafik)
Presentasimultimedia.
Presentasimultimedia.
4. Sumberdayaelektronikdaninternet:
a. Membuat,mengirim,menerimaemail
b. Daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c. Mencari,menyaringinformasidiinternet
d. Mampumenggunakansearchengine
e. Mampu ngobrol (chatting)
a. Membuat,mengirim,menerimaemail
b. Daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c. Mencari,menyaringinformasidiinternet
d. Mampumenggunakansearchengine
e. Mampu ngobrol (chatting)
Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah di Indonesia
sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an, dan secara resmi
bimbingan dan konseling memasuki
sekolah- sekolah awal tahun 1975.
Guru Bimbingan Konseling / Konselor
bersama Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran menjadi pendamping dalam setiap
proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar
mampu menuntaskan seluruh mata pelajaran seoptimal mungkin sesuai dengan
potensi kemampuan akademik, bakat dan minatnya, sehingga hambatan dan
kemungkinan kegagalan sudah dapat diprediksi, diketahui dan dibimbing sejak
dini. Selain itu, untuk membimbing peserta didik dalam menentukan pilihannya
secara mandiri dan mampu mengambil keputusan.
Melihat kebutuhan diatas maka
Bimbingan dan Konseling dalam melakukan proses pelayanannya menggunakan
berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan melihat dari sudut kebutuhan
konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam melakukan pelayanan atau
proses konseling Bimbingan dan Konseling pun menggunakan sistem teknologi
informasi dalam melakukan proses konseling, agar mempermudah komunikasi. Tujuan
Bimbingan dan Konseling menggunakan Teknologi Informasi kedalam melakukan
pelayanannya, yaitu :
1. Easy
to use ( mudah digunakan )
2. Easy
to manage ( mudah di atur )
3. Simple
( tidak rumit )
4. Dynamic
( Dinamis )
B. Sarana konseling yang
menggunakan Teknologi Informasi
Perkembangan
teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangatlah pesat. Penggunaan
teknologi yang mampu membantu serta mempermudah segala pekerjaan manusia sudah
dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun Profesi Bimbingan dan Konseling yang
melakukan inovasi-inovasi terhadap pelayanannya agar mempermudah akses para
konseli yang membutuhkan bantuan dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan akan
teknologi dalam proses konseling maka profesi ini membuat suatu rancangan
terbaru untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa beberapa media konseling,
contohnya :
1. Surat Magnetik (disket ke disket)
Meskipun pelayanan konseling
dengan menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “
tradisional”, tetapi fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan
penggunaan teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling.
Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dan
konselor saling berkomunikasi dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui
buku catatan yang bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat
mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun
fasilitas ini pada zamannya tidak begitu populer, namun sering dilakukan oleh
beberapa guru pembimbing atau konselor.
2. Konseling menggunakan bantuan Komputer
Proses Konseling
menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC) merupakan
konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa juga
disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau
kebutuhannya melalui program interaktif konseling (Software) dalam bentuk CD
yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi
permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang
disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan.
3. Telepon
Kemudahan pengaksesan dalam
pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan kehidupan
masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang
menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah
diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling
telepon. Di bawah ini akan dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon
dalam layanan konseling.
Etika
pelayanan konseling menggunakan telepon:
a. Gunakan
bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
b. Gunakan suara
yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat
c. Dengarkan
pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan
senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
e. Catat
hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
f.
Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi
g. Selalu
mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi
selanjutnya
h. Video-phone
4. Radio dan Televisi
Konseling
melalui radio atau televisi, masih merupakan bentuk lain dari konseling
telepon. Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli
dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang
hubungan klien dan konselor mencapai taraf yang mendalam dan intensif.
Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli
diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus
benar-benar menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah klien
akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat
direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System).
5. Internet
Pelayanan konseling melalui fasilitas
internet sudah dikenal dengan nama e-counseling ( email counseling ). Berikut
ini adalah contoh proses konseling via internet :
a. email therapy
b. online therapy
c. cyber counseling dan
d. e-counseling.
Email counseling merupakan proses terapeutik yang
didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara
langsung dengan konselor. Karena, esensi e-counseling terletak pada
menulis. Respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung pada informasi
yang diberikan. Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita
mengenai masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan
pada satu situasi yang merupakan masalah.
E-mail merupakan cara paling baru
dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat menjadi salah satu
cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan
jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.
Email
counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan
konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi koseli,
misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan
kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail
juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi
dengan klien pada waktu yang sama melalui internet.
6. Layanan Informasi Sekolah
Bimbingan
dan Konseling sebagai bagian dari sekolah yang membantu siswa mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi dalam proses studi untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Segala upaya dapat dilakukan untuk menjalin hubungan emosi antara guru
pembimbing dengan siswa. Upaya ini dilakukan dengan merealisasikan program
layanan yang sudah terkonsep sebagai empat komponen layanan pada bimbingan dan
konseling. Salah satunya dari empat komponen layanan tersebut adalah Layanan Perencanaan
Individual.
B.
Kelebihan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi
Kelebihan atau keuntungan pelayanan bimbingan
konseling melalui teknologi informasi, diantaranya :
1. Pelayanan
melalui teknologi informasi mudah di akses.
2. Tidak
membutuhkan biaya transportasi
3. Mengurangi
kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
4. Pelayanan
melalui teknologi informasi bersifat semi anonim
5. Klien
lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih
siap dan terbuka
6. Pelayanan
melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu
7. Konselor
dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan,
memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
8. Pelayanan
melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi
konseling yang proaktif
9. Setelah klien membuka komunikasi via teknologi
informasi awal, maka konselor berinisiatif untuk memulai suatu kontak
berikutnya sehingga ia dapat menciptakan suatu taraf terapis berupa dukungan
sosial dan klien bertanggung jawab selama proses penyembuhannya
10. Pelayanan melalui teknologi
informasi formatnya menggunakan ijin protokol yang terstruktur.
D. Kelemahan Bimbingan Konseling Melalaui Teknologi Informasi
Selain kelebihan adapula kelemahan
dalam pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi, diantaranya :
1. Konselor tidak dapat
memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak
2. Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan
konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut
tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya
3. Informasi
yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah,
klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada
kemungkinan terjadi kesalahpahaman
4. Kegiatan
konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara
fisik maupun psikis
diantara konselor dan klien.
5. Belum
terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga
pemecahan masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
6. Permasalahan
yang dihadapi oleh klien beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang
konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling.
7. Dianggap
oleh klien sebagai perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini kurang
baik untuk di pergunakan.
E. Kode Etik dan Teknologi Informasi
Dalam
bimbingan konseling dengan memanfaatkan teknologi informasi harus memperhatikan
etika yang berlaku. Walaupun belum ada kode etik yang jelas dalam mengatur
pelayanan bimbingan konseling berbasis teknologi informasi, kita dapat
menggunakan etika yang berlaku dalam playanan bimbingan konseling
‘tradisional’. Kode etik merupakan seperangkat aturan, pedoman atau tata cara
berprilaku profesional yang sudah distandarisasikan oleh organisasi profesi.
Asas etis profesi konselor, meliputi:
1. Respek terhadap
martabat manusia,
2. Relationship
yang koheren,
3. Memunculkan
tanggung jawab terhadap masyarakat, serta
4. Tanggung
jawab terhadap masyarakat.
Dalam pelayanan
bimbingan konseling melalaui teknologi informasi harus selalu memperhatikan
kode etik yang ditetapkan organisasi profesi. Kode etik tersebut seharusnya
diketahui oleh klien juga, sehingga klien dapat mengetahui hak dan
kewajibannya. Kode etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi
penting diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan
baik dan tujuan bersama dapat tercapai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi informasi tidak hanya
sekedar teknologi komputer melainkan gabungan dari komputasi dengan jalur
komunikasi diantaranya, telepon, komputer, internet, televisi, radio dll.
Teknologi informasi diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia sebagai
individu yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan sebagai makhluk sosial yang
perlu berinteraksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling teknologi informasi
digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara
langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan konseling hanya sebagai alternatif.
Konselor dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari
dan mengolah data. Komputer pun dapat menyimpan dan mendapatkan informasi
dengan lebih cepat, mudah, dan praktis.
Banyak sekali manfaat yang
dapat diperoleh dari teknologi komputer dalam menunjang profesionalitas kerja konselor,
maka konselor perlu mengetahui potensi apa yang terkandung pada teknologi
komputer. Sesuai dengan kompetensi akademik konselor disebutkan bahwa seorang
konselor professional harus menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk
teknologi dalam bimbingan dan konseling. Walaupun kegiatan konseling dilakukan
dengan jarak jauh namun kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan
berpedoman pada Pernyataan apa Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan
Internet.
Pelayanan konseling ditujukan
untuk memecahkan masalah dan kalau bisa mencegah timbulnya masalah, namun
kesibukan klien dan konselor sendiri terkadang malah menambah masalah.
Dengan teknologi informasi masalah tersebut akan dapat diminimalisir. Kelebihan
yang didapat dari pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi,
diantaranya mudah diakses, tanpa biaya transportasi, tidak ada batas ‘ruang’
dan ‘waktu’. Selain itu, klien lebih terbuka karena bersifat pribadi.
Pelayanan bimbingan konseling
pun lebih terpusat. Sedangkan kelemahan dari penggunaan teknologi
informasi, diantaranya penyediaan sarana yang tidak murah, keseriusan klien
dalam bimbingan tidak dapat dipastikan, informasi yang diterima konselor
terbatas, pengabaian faktor-faktor emosi, dan memungkinkan untuk timbulnya
jarak antara klien dan konselor baik secara fisik maupun psikis.
Kode etik yang berlaku dalam
profesi bimbingan konseling harus diperhatikan oleh konselor supaya tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekiranya pembahasan ini sudah
memberikan gambaran tentang konsep dan oprasional teknologi informasi dalam
bimbingan konseling.
B. Saran
Konselor harus senantiasa menciptakan
inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan konseling, tentunya ditunjang
oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi informasi. Teknologi informasi
mampu menunjang pelayanan bimbingan konseling agar lebih efektif. Maka dari
itu, konselor harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan
teknologi yang berkembang saat ini. Konselor akan selalu menjadi idola klien
apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya bimbingan adalah long
life learning atau belajar sepanjang hayat.
Penyediaan infrastruktur harus
ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak tempat-tempat terpencil yang
belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan perangkat teknologi informasi adalah
hal yang mutlak dalam konseling melalui teknologi informasi, sehingga pelayanan
bimbingan konseling akan berjalan efektif tanpa batas ruang dan waktu.
Daftar
Pustaka
Suhertina,Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru : SUSKA
Press, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar