POST

Jumat, 31 Mei 2013

PENGARUH BERITA DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU ANAK-ANAK DAN REMAJA



ABSTRAK
Kini berita sudah menjadi kebutuhan setiap lapisan masyarakat tak terkecuali anak-anak dan remaja. Berita memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu dampak negatif dan positif. Anak-anak dan remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan adegan yang ditayangkan oleh program berita di televisi. Keadaan yang seperti demikian menjadikan anak-anak dan remaja terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba adegan yang mereka saksikan. Dari kegiatan coba-coba itulah muncul perubahan perilaku menyimpang yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Untuk meminimalisir rasa keingintahuan yang besar, diperlukan bimbingan dan pengawasan dari orang tua mengenai tayangan berita di televisi yang mereka konsumsi.

ABSTRACT
Now the news has become the needs of every level of society not to mention the children and adolescents. Berita memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu dampak negatif dan positif. News has two opposing effects of positive and negative impacts. Anak-anak dan remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan adegan yang ditayangkan oleh program berita di televisi. Children and adolescents who are still spirited and emotional instability often misinterpreted by the scene that aired on television news programs. Keadaan yang seperti demikian menjadikan anak-anak dan remaja terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba adegan yang mereka saksikan. Things like that make children and young people a sense of curiosity goaded to try scenes they had witnessed. Dari kegiatan coba-coba itulah muncul perubahan perilaku menyimpang yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Of activities that try to appear deviant behavior changes that occur in children and adolescents. To minimize a great curiosity, need guidance and supervision from parents on television news shows that they consume.
RINGKASAN
Televisi merupakan media yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi. Informasi yang diberikan dikemas dalam bentuk sebuah program acara yang dinamakan berita. Permintaan pasar yang tidak pernah surut akan informasi menjadikan berita sebagai program utama di setiap stasiun televisi. Di samping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi, di sisi lain berita juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja yang mudah terbius dan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya. Bermula dari adanya tayangan berita di televisi yang kerap memunculkan adegan pornografis, kekerasan, dan hedonisme, maka dibuatlah makalah ini. Lebih jelasnya makalah ini dibuat untuk melihat konten tayangan berita di televisi, lalu dilihat pengaruh tayangan tersebut terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
Jenis berita yang berpotensi untuk mengubah perilaku anak-anak dan remaja ke arah negatif adalah depth news yang berisikan berita-berita lebih mendalam dan rinci seperti berita kriminal. Berita kriminal kerap kali menyiarkan tayangan yang mengandung unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme.  Hal ini memicu munculnya perubahan perilaku pada anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja yang memiliki intentitas tinggi untuk menonton berita kriminal mulai menyesuaikan hal-hal yang diterimanya dengan realitas sosial. Sehingga pengaruhnya akan cepat diterima pada aspek behavioral yang meliputi tindakan untuk meniru adegan pornografis, kekerasan, dan hedonisme.
Keterlibatan orang tua dalam mengontrol anak mereka dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukannya. Tingkat keterlibatan orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitasnya cenderung rendah dalam proses pengontrolan terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka. Pada makalah ini ditemukan pengaruh tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam proses komunikasi terdapat pertukaran informasi. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang bersifat massal dan menghasilkan suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis (Kuswandi, 1998).
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya. Pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi acara seperti berita, dialog interaktif, program pedesaan, periklanan, kesenian dan budaya, film, sinetron, pendidikan, kuis, komedi, dan lain-lain.
Berbagai jenis program siaran tersebut tidak mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Namun berita selalu menjadi program utama di setiap stasiun televisi. Berita termasuk program siaran yang senantiasa diminati oleh masyarakat karena mengandung berbagai informasi yang aktual dan faktual, baik dalam cakupan nasional, regional maupun internasional. Mitchel V. Charnley dalam bukunya yang berjudul Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New York, 1975, halaman 44) dalam Muda (2005) menyatakan bahwa: “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan  untuk mendapatkan minat pemirsa sebanyak mungkin dengan bobot peristiwa yang didasarkan terhadap eksklusivitas, keistimewaan, atau ruang lingkupnya.
Informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui media lain. Alasannya karena informasi yang diperoleh melibatkan dua indera yaitu pendengaran (audio) dan penglihatan (visual) sekaligus secara stimultan pada saat yang bersamaan. Kemudian gambar yang disajikan melalui siaran televisi merupakan pemindahan bentuk, warna, ornamen, dan karakter yang sesungguhnya dari objek yang divisualisasikan (Muda, 2005).
Kini tayangan berita di televisi semakin banyak dan berkembang sehingga menyebabkan pihak stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan kemasan berita yang eksklusif dan istimewa agar diminati masyarakat. Berita yang disajikan terdiri atas tiga jenis, yaitu: hard news, depth news, dan feature news. Hard news adalah berita mengenai hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan masyarakat dan harus segera diketahui oleh masyarakat, seperti kasus kriminal.
Siaran berita kriminal di televisi kerap kali menayangkan berita-berita yang mengandung unsur pornografis, kekerasan, hedonisme, dan sebagainya yang ditampilkan di layar kaca. Berita tersebut disaksikan oleh berbagai lapisan masyarakat, diantaranya adalah anak-anak dan remaja. Mereka masih belum dapat memilih dan memilah mana tayangan yang seharusnya patut dicontoh dan tidak. Tayangan berita yang demikian dapat mempengaruhi perilaku anak-anak dan remaja yang notabene masih berjiwa labil. Maka, orangtua dituntut untuk memiliki andil besar dalam mengontrol perubahan yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukanlah penulisan makalah mengenai pengaruh berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
1.2.      Perumusan Masalah
Berkembangnya tayangan berita di televisi menambah informasi bagi masyarakat. Berita hadir karena permintaan pasar akan informasi tidak pernah surut, namun tidak sedikit dari isi berita yang dengan atau tanpa sengaja menyertakan unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme yang dapat mempengaruhi emosi pemirsa sehingga banyak diminati oleh masyarakat. Pengonsumsi berita tidak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan para remaja. Anak-anak dan remaja merupakan bagian dari masyarakat yang pola pikirnya masih labil dan emosional, oleh sebab itu mereka akan dengan mudah terpengaruh pada tayangan berita di televisi.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Bagaimana pengaruh yang timbul akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja?
2.    Mengapa tayangan berita di televisi berpengaruh terhadap perilaku anak-anak dan remaja?
3.    Bagaimana upaya yang dilakukan orangtua untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku menyimpang akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan remaja ?
1.3       Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah dirinci sebagai berikut:
  1. Mengetahui pengaruh yang timbul akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
  2. Mengetahui alasan bahwa tayangan berita di televisi berpengaruh terhadap anak-anak dan remaja.
3.    Mengetahui upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku menyimpang akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan remaja ?
1.4       Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat berguna untuk berbagai hal, yaitu:
  1. Menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh yang timbul akibat tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan remaja.
  2. Mengkaji alasan bahwa siaran berita di televisi berpengaruh terhadap anak-anak dan remaja.
  3. Sebagai bahan masukan dan pelajaran bagi para orangtua dalam upaya pencegahan terjadinya perubahan perilaku yang menyimpang pada anak-anak dan remaja sebagai akibat dari adanya tayangan berita di televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengaruh yang Timbul Akibat Adanya Tayangan Berita di Televisi Terhadap Perilaku Anak-anak dan Remaja
2.1.1    Televisi dan Berita
Televisi adalah salah satu bentuk teknologi yang dapat memberikan solusi untuk memenuhi tuntutan zaman sekarang. Dibandingkan dengan pendahulunya yaitu surat kabar dan radio, televisi memiliki beberapa kelebihan. Televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu pemberitaan dan informasi yang sangat cepat, serta bersifat audiovisual sehingga meningkatkan daya rangsang dan pemahaman seseorang terhadap informasi yang disajikan (Kuswandi, 1998).
Salah satu program televisi yang tetap menjadi program utama di sebuah stasiun televisi adalah berita. Berita televisi yang merupakan perkembangan dari teknologi modern, merujuk pada praktek penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi. Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokal/regional maupun internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan ‘berita sekilas’ untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau berita dadakan lain yang penting.
2.1.2    Pengaruh dari Tayangan Berita di Televisi
Dunia teknologi yang semakin canggih bagaikan koin yang memiliki dua sisi berlawanan. Selain dapat menimbulkan dampak positif seperti memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi, juga dapat membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Lapisan masyarakat yang paling mudah terbius dan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya adalah anak-anak dan remaja. Marwan[1] (2008) menyatakan bahwa: “Usia anak-anak dan remaja merupakan masa labil seseorang. Dimana pada saat itu timbul rasa ingin menunjukkan diri “ini aku”. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil”. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi.
2.2       Alasan Tayangan Berita Berpengaruh terhadap perilaku Anak-anak dan Remaja
2.2.1    Jenis-jenis Berita
Kini ada beragam pilihan sajian berita yang dapat dipilih oleh para pengonsumsi program berita di televisi. Berita yang disajikan di televisi terdiri atas tiga jenis, yaitu: hard news, depth news, dan feature news. Hard news adalah berita mengenai hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan masyarakat dan harus segera diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, di televisi, hard news biasanya disiarkan pada prime time. Depth news berisikan berita-berita yang lebih mendalam dan rinci, sedangkan feature news adalah berita yang menghibur, namun tetap terkait dengan hal-hal yang menjadi pusat perhatian dan mengandung informasi.
2.2.2    Konten Tayangan Berita dan Pengaruhnya
Hard news merupakan berita yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Berita yang disajikan sangat erat dengan realitas sosial yang terjadi. Contoh dari hard news adalah berita kriminal yang kontennya sedikit banyak mengandung unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme. Dengan adanya hal tersebut para anak-anak dan remaja dapat terjerumus pada hal-hal yang kurang baik. Anak-anak dan remaja yang gemar menyaksikan dan terpengaruh dengan tayangan berita tersebut adalah anak-anak yang ingin mencari sensasi di lingkungannya. Anak-anak dan remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai pelanggaran, karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi di lingkungan pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul.
Gambar 1. Teori Pengaruh Media Satu Langkah



Gambar di atas menjelaskan tentang pengaruh media massa yaitu televisi bersifat langsung dan segera yang menganut teori pengaruh media satu langkah. Teori ini berpendapat bahwa pesan masuk hanya dalam satu langkah yaitu dari televisi ke pemirsa. Sebagai akibatnya, pemirsa mengubah pemikiran dan perilaku mereka sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh televisi. Begitu pula dengan anak-anak-anak dan para remaja yang menyaksikan tayangan berita di televisi.
Pada saat tayangan berita yang mengandung unsur pornografis disiarkan di televisi, anak-anak dan remaja merasa tertarik dengan tayangan tersebut. Alasannya karena berita tersebut menunjukkan sifat sensualitas yang dapat mengakibatkan mereka melakukan pergaulan yang menyimpang. Contohnya, gaya berpacaran yang sudah melampaui batas hingga menimbulkan seks bebas di kalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara remaja-remaja yang menikah di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan di kalangan remaja. Ketika tayangan kekerasan disiarkan pada berita di televisi, anak-anak dan remaja yang pola pikirnya masih labil dan emosional cenderung untuk melakukan perilaku yang kasar dan tidak sopan baik kepada teman, guru, bahkan orangtua mereka sekalipun. Program berita di televisi juga kerap kali menayangkan berita mengenai minuman keras, narkotika, dan obat-obatan terlarang yang memicu keingintahuan anak-anak dan remaja untuk mencobanya. Generasi hedonis[2] akan tercipta manakala mereka mengonsumsi minuman keras, narkotika, dan obat-obatan terlarang.
Meskipun banyak anak-anak dan para remaja yang terjerumus pada hal-hal yang kurang baik namun tidak semua remaja terpengaruh oleh tayangan berita di televisi yang menyimpang tersebut. Diantara para anak-anak dan remaja tersebut, pasti juga ada yang mengambil sisi positif dari tayangan yang disiarkan. Sebagian dari mereka jadi tidak berani melakukan hal-hal negatif seperti bergaya sensual, bersikap kasar, suka mencari keributan, dan menghindari minuman keras, narkotika, dan obat-obatan terlarang.
Upaya yang Dilakukan oleh Orang Tua untuk Mencegah Terjadinya
Perubahan Perilaku Menyimpang Akibat Adanya Tayangan Berita di Televisi
terhadap Anak-anak dan Remaja
2.3.1 Keterlibatan Orang Tua
Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efektif dan efisien. Informasi yang diinginkan oleh banyak orang hampir semuanya dapat diperoleh dari berbagai program dan tayangan berita di televisi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan material. Kegiatan menonton berita di televisi sering tidak terencana dan bersifat tidak sadar. Apabila orangtua dari si anak dan remaja sedang menonton berita, mereka juga turut serta menontonnya. Televisi dapat dengan mudah melahap sebagian besar waktu sang anak yaitu waktu untuk belajar, membaca, menggambar atau membantu pekerjaan rumah tangga.
Apabila berita di televisi menyajikan tayangan yang bernuansa kekerasan, maka anak-anak dan remaja cenderung menyukai dan menggemari tayangan tersebut karena mereka beranggapan bahwa anak yang kuat akan disegani oleh teman-temannya. Apa yang dilihat pada tayangan televisi itu biasanya akan ditiru mentah-mentah tanpa bersikap selektif dalam memilih tayangan yang disajikan. Akibatnya, timbul kekhawatiran akan pengaruh tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
Dari berbagai kemungkinan masalah yang bisa timbul, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan, disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sikap orang tua terhadap televisi akan mempengaruhi perilaku anak. Maka sebaiknya orang tua lebih mengutamakan anak daripada aktivitasnya. Orang tua yang terlalu asik dengan kesibukannya untuk mencari nafkah akan berpengaruh terhadap kebiasaan sang anak yang tidak teratur. Anak atau remaja yang sering diabaikan oleh orangtuanya seringkali memiliki persepsi berbeda terhadap apa yang mereka lihat di televisi.
2.3.2    Upaya yang Dilakukan oleh Orang Tua
Di kala orang tua sudah selesai dengan segala aktivitasnya, mereka biasanya menonton televisi. Menonton bersama anak merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Namun secara tidak sadar orang tua terkadang lalai dalam memilih tayangan mana yang sebaiknya disaksikan oleh anak mereka. sebaiknya orang tua menentukan batasan bagi anak-anaknya setelah membatasi dirinya terlebih dahulu untuk menonton televisi. Kemudian mengikutsertakan anak dalam membuat batasan menonton juga menjadi cara efektif agar anak menjadikan kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan bukan sebagai kebiasaan.
Orang tua harus bisa mengontrol anaknya dengan cara mengawasi sang anak pada saat menyaksikan program televisi, termasuk berita. Ketika tayangan berita tersebut mengandung unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme, maka orang tua harus dapat memberikan penjelasan hal mana saja yang patut dicontoh dan tidak. Untuk meminimalisir perubahan perilaku menyimpang pada anak mereka akibat adanya tayangan tersebut, orang tua sebaiknya mengusahakan agar televisi hanya sebagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Utamakan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga. Umumnya anak dan remaja senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun besama orang tuanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh yang timbul akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Mereka dapat terpengaruh ke arah yang positif atau ke arah yang negatif tergantung pada pribadi masing-masing dari anak atau remaja tersebut. Siaran berita di televisi berpengaruh terhadap anak-anak dan remaja karena kemampuan menciptakan kesan dan persepsi bahwa suatu muatan dalam layar kaca menjadi lebih nyata dari realitasnya sehingga mereka ingin mencoba apa yang mereka lihat di televisi itu agar dapat disebut sebagai anak gaul di lingkungannya. Oleh sebab itu peran orang tua tidak bisa diabaikan, disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sikap orang tua terhadap televisi akan mempengaruhi perilaku anak mereka. Apabila orang tua mereka mengajarkan dan membimbing ke arah yang baik, maka anak atau remaja tersebut tidak akan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik, dan begitupun sebaliknya.
3.2 Saran
  1. Perlu diadakannya penelitian yang dilakukan guna mempertajam hasil penulisan makalah ini atau untuk menjawab beberapa pertanyaan yang muncul ketika makalah ini dibuat.
  2. Pilihlah tayangan berita di televisi yang tidak mengandung unsur pornografis, kekerasan dan hedonisme.
  3. Tentukan dan bedakan waktu menonton televisi bagi anak-anak, remaja, dan yang sudah dewasa.
  4. Usahakan televisi hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak.
  5. Alihkan perhatian dan kegemaran anak serta remaja dalam keluarga dari kecanduan menyaksikan acara televisi yang ditayangkan setiap hari kepada bentuk-bentuk kegiatan dan kesenangan baru yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
De Vito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Maulana Agus, penerjemah. Jakarta: Profesional Books. Terjemahan dari Human Communication.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kuswandi, Wawan. 1998. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lea, Phil. 2008. Mengenal Hedonisme. [Terhubung Berkala] http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=8454. Diakses pada 28 Desember 2009.
Marwan. 2008. Dampak Siaran Televisi Terhadap Kenakalan Remaja. [Terhubung Berkala] http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5275. Diakses pada 28 Desember 2009.
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yuswantana, Biwara. 2009. Televisi Pinggirkan Budaya Lokal. [Terhubung Berkala] http://www.biwara.blogspot.com/. Diakses pada 28 Desember 2009.

[1] Marwan. 2008. Dampak Siaran Televisi Terhadap Kenakalan Remaja. [Terhubung Berkala] http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5275. Diakses pada 28 Desember 2009.
[2] Hedonis menurut Lea (2008) merupakan orang-orang yang selalu beranggapan bahwa semua kesenangan dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar