ABSTRAK
Kini berita sudah menjadi kebutuhan
setiap lapisan masyarakat tak terkecuali anak-anak dan remaja. Berita memiliki
dua dampak yang berlawanan yaitu dampak negatif dan positif. Anak-anak dan
remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan adegan
yang ditayangkan oleh program berita di televisi. Keadaan yang seperti demikian
menjadikan anak-anak dan remaja terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba
adegan yang mereka saksikan. Dari kegiatan coba-coba itulah muncul perubahan
perilaku menyimpang yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Untuk meminimalisir
rasa keingintahuan yang besar, diperlukan bimbingan dan pengawasan dari orang
tua mengenai tayangan berita di televisi yang mereka konsumsi.
ABSTRACT
Now the news has become the needs of
every level of society not to mention the children and adolescents. Berita
memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu dampak negatif dan positif. News has
two opposing effects of positive and negative impacts. Anak-anak dan remaja
yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan adegan yang
ditayangkan oleh program berita di televisi. Children and adolescents who are still
spirited and emotional instability often misinterpreted by the scene that aired
on television news programs. Keadaan yang seperti demikian menjadikan anak-anak
dan remaja terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba adegan yang mereka
saksikan. Things like that make children and young people a sense of curiosity
goaded to try scenes they had witnessed. Dari kegiatan coba-coba itulah muncul
perubahan perilaku menyimpang yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Of
activities that try to appear deviant behavior changes that occur in children
and adolescents. To minimize a great curiosity, need guidance and supervision
from parents on television news shows that they consume.
RINGKASAN
Televisi merupakan media yang
dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi.
Informasi yang diberikan dikemas dalam bentuk sebuah program acara yang
dinamakan berita. Permintaan pasar yang tidak pernah surut akan informasi
menjadikan berita sebagai program utama di setiap stasiun televisi. Di samping
memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi, di sisi lain berita juga
membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat,
terutama anak-anak dan remaja yang mudah terbius dan terpengaruh dengan apa
yang dilihatnya. Bermula dari adanya tayangan berita di televisi yang kerap
memunculkan adegan pornografis, kekerasan, dan hedonisme, maka dibuatlah
makalah ini. Lebih jelasnya makalah ini dibuat untuk melihat konten tayangan
berita di televisi, lalu dilihat pengaruh tayangan tersebut terhadap perilaku
anak-anak dan remaja.
Jenis berita yang berpotensi untuk
mengubah perilaku anak-anak dan remaja ke arah negatif adalah depth news
yang berisikan berita-berita lebih mendalam dan rinci seperti berita kriminal.
Berita kriminal kerap kali menyiarkan tayangan yang mengandung unsur
pornografis, kekerasan, dan hedonisme. Hal ini memicu munculnya perubahan
perilaku pada anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja yang memiliki
intentitas tinggi untuk menonton berita kriminal mulai menyesuaikan hal-hal
yang diterimanya dengan realitas sosial. Sehingga pengaruhnya akan cepat
diterima pada aspek behavioral yang meliputi tindakan untuk meniru adegan
pornografis, kekerasan, dan hedonisme.
Keterlibatan orang tua dalam
mengontrol anak mereka dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukannya. Tingkat
keterlibatan orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitasnya cenderung rendah
dalam proses pengontrolan terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh
anak-anak mereka. Pada makalah ini ditemukan pengaruh tayangan berita di
televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar
manusia. Dalam proses komunikasi terdapat pertukaran informasi. Media massa
yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi
adalah televisi. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu
peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang
bersifat massal dan menghasilkan suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap
nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik
perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara
geografis dan sosiologis (Kuswandi, 1998).
Program siaran televisi di Indonesia
pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Stasiun
televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada
pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih
keuntungan dari produksinya. Pada umumnya isi program siaran di televisi
meliputi acara seperti berita, dialog interaktif, program pedesaan, periklanan,
kesenian dan budaya, film, sinetron, pendidikan, kuis, komedi, dan lain-lain.
Berbagai jenis program siaran
tersebut tidak mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat
bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang
bersangkutan. Namun berita selalu menjadi program utama di setiap stasiun
televisi. Berita termasuk program siaran yang senantiasa diminati oleh masyarakat
karena mengandung berbagai informasi yang aktual dan faktual, baik dalam
cakupan nasional, regional maupun internasional. Mitchel V. Charnley dalam
bukunya yang berjudul Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New
York, 1975, halaman 44) dalam Muda (2005) menyatakan bahwa: “Berita adalah
laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik
atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”. Hal ini mengakibatkan
terjadinya persaingan untuk mendapatkan minat pemirsa sebanyak mungkin
dengan bobot peristiwa yang didasarkan terhadap eksklusivitas, keistimewaan,
atau ruang lingkupnya.
Informasi yang diperoleh melalui
siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama
dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui media lain.
Alasannya karena informasi yang diperoleh melibatkan dua indera yaitu
pendengaran (audio) dan penglihatan (visual) sekaligus secara stimultan pada
saat yang bersamaan. Kemudian gambar yang disajikan melalui siaran televisi
merupakan pemindahan bentuk, warna, ornamen, dan karakter yang sesungguhnya
dari objek yang divisualisasikan (Muda, 2005).
Kini tayangan berita di televisi
semakin banyak dan berkembang sehingga menyebabkan pihak stasiun televisi
berlomba-lomba untuk menyajikan kemasan berita yang eksklusif dan istimewa agar
diminati masyarakat. Berita yang disajikan terdiri atas tiga jenis, yaitu: hard
news, depth news, dan feature news. Hard news adalah
berita mengenai hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan
masyarakat dan harus segera diketahui oleh masyarakat, seperti kasus kriminal.
Siaran berita kriminal di televisi
kerap kali menayangkan berita-berita yang mengandung unsur pornografis,
kekerasan, hedonisme, dan sebagainya yang ditampilkan di layar kaca. Berita
tersebut disaksikan oleh berbagai lapisan masyarakat, diantaranya adalah
anak-anak dan remaja. Mereka masih belum dapat memilih dan memilah mana
tayangan yang seharusnya patut dicontoh dan tidak. Tayangan berita yang
demikian dapat mempengaruhi perilaku anak-anak dan remaja yang notabene masih
berjiwa labil. Maka, orangtua dituntut untuk memiliki andil besar dalam
mengontrol perubahan yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Berdasarkan latar
belakang ini, maka dilakukanlah penulisan makalah mengenai pengaruh berita di
televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
1.2.
Perumusan Masalah
Berkembangnya tayangan berita di
televisi menambah informasi bagi masyarakat. Berita hadir karena permintaan
pasar akan informasi tidak pernah surut, namun tidak sedikit dari isi berita
yang dengan atau tanpa sengaja menyertakan unsur pornografis, kekerasan, dan
hedonisme yang dapat mempengaruhi emosi pemirsa sehingga banyak diminati oleh
masyarakat. Pengonsumsi berita tidak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga
anak-anak dan para remaja. Anak-anak dan remaja merupakan bagian dari
masyarakat yang pola pikirnya masih labil dan emosional, oleh sebab itu mereka
akan dengan mudah terpengaruh pada tayangan berita di televisi.
Berdasarkan uraian di atas, maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh yang timbul akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja?
2. Mengapa
tayangan berita di televisi berpengaruh terhadap perilaku anak-anak dan remaja?
3. Bagaimana upaya
yang dilakukan orangtua untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku menyimpang
akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan remaja ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di
atas, tujuan penulisan makalah dirinci sebagai berikut:
- Mengetahui pengaruh yang timbul akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
- Mengetahui alasan bahwa tayangan berita di televisi berpengaruh terhadap anak-anak dan remaja.
3. Mengetahui
upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku
menyimpang akibat adanya tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan
remaja ?
1.4
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat berguna
untuk berbagai hal, yaitu:
- Menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh yang timbul akibat tayangan berita di televisi terhadap anak-anak dan remaja.
- Mengkaji alasan bahwa siaran berita di televisi berpengaruh terhadap anak-anak dan remaja.
- Sebagai bahan masukan dan pelajaran bagi para orangtua dalam upaya pencegahan terjadinya perubahan perilaku yang menyimpang pada anak-anak dan remaja sebagai akibat dari adanya tayangan berita di televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengaruh yang Timbul Akibat Adanya Tayangan Berita di Televisi Terhadap
Perilaku Anak-anak dan Remaja
2.1.1 Televisi dan
Berita
Televisi adalah salah satu bentuk
teknologi yang dapat memberikan solusi untuk memenuhi tuntutan zaman sekarang.
Dibandingkan dengan pendahulunya yaitu surat kabar dan radio, televisi memiliki
beberapa kelebihan. Televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran
yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu pemberitaan dan
informasi yang sangat cepat, serta bersifat audiovisual sehingga meningkatkan
daya rangsang dan pemahaman seseorang terhadap informasi yang disajikan
(Kuswandi, 1998).
Salah satu program televisi yang
tetap menjadi program utama di sebuah stasiun televisi adalah berita. Berita
televisi yang merupakan perkembangan dari teknologi modern, merujuk pada
praktek penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi.
Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan
menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokal/regional maupun
internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai
bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu
tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan ‘berita sekilas’
untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi
atau berita dadakan lain yang penting.
2.1.2 Pengaruh
dari Tayangan Berita di Televisi
Dunia teknologi yang semakin canggih
bagaikan koin yang memiliki dua sisi berlawanan. Selain dapat menimbulkan
dampak positif seperti memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi, juga
dapat membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan
masyarakat. Lapisan masyarakat yang paling mudah terbius dan terpengaruh dengan
apa yang dilihatnya adalah anak-anak dan remaja. Marwan[1]
(2008) menyatakan bahwa: “Usia anak-anak dan remaja merupakan masa labil
seseorang. Dimana pada saat itu timbul rasa ingin menunjukkan diri “ini aku”.
Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari
masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil”. Artinya jika mereka
tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang tidak dapat
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya
mudah sekali terjadi.
2.2
Alasan Tayangan Berita Berpengaruh terhadap perilaku Anak-anak dan Remaja
2.2.1 Jenis-jenis
Berita
Kini ada beragam pilihan sajian
berita yang dapat dipilih oleh para pengonsumsi program berita di televisi.
Berita yang disajikan di televisi terdiri atas tiga jenis, yaitu: hard news,
depth news, dan feature news. Hard news adalah berita
mengenai hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan masyarakat dan
harus segera diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, di televisi, hard
news biasanya disiarkan pada prime time. Depth news berisikan
berita-berita yang lebih mendalam dan rinci, sedangkan feature news adalah
berita yang menghibur, namun tetap terkait dengan hal-hal yang menjadi pusat
perhatian dan mengandung informasi.
2.2.2 Konten
Tayangan Berita dan Pengaruhnya
Hard news merupakan berita yang tidak terlepas dari kehidupan
masyarakat. Berita yang disajikan sangat erat dengan realitas sosial yang
terjadi. Contoh dari hard news adalah berita kriminal yang kontennya
sedikit banyak mengandung unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme. Dengan
adanya hal tersebut para anak-anak dan remaja dapat terjerumus pada hal-hal
yang kurang baik. Anak-anak dan remaja yang gemar menyaksikan dan terpengaruh
dengan tayangan berita tersebut adalah anak-anak yang ingin mencari sensasi di
lingkungannya. Anak-anak dan remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai
pelanggaran, karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi di
lingkungan pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul.
Gambar 1. Teori Pengaruh Media Satu
Langkah
Gambar di atas menjelaskan tentang
pengaruh media massa yaitu televisi bersifat langsung dan segera yang menganut
teori pengaruh media satu langkah. Teori ini berpendapat bahwa pesan masuk
hanya dalam satu langkah yaitu dari televisi ke pemirsa. Sebagai akibatnya,
pemirsa mengubah pemikiran dan perilaku mereka sesuai dengan apa yang
ditayangkan oleh televisi. Begitu pula dengan anak-anak-anak dan para remaja
yang menyaksikan tayangan berita di televisi.
Pada saat tayangan berita yang
mengandung unsur pornografis disiarkan di televisi, anak-anak dan remaja merasa
tertarik dengan tayangan tersebut. Alasannya karena berita tersebut menunjukkan
sifat sensualitas yang dapat mengakibatkan mereka melakukan pergaulan yang
menyimpang. Contohnya, gaya berpacaran yang sudah melampaui batas hingga
menimbulkan seks bebas di kalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara
remaja-remaja yang menikah di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan
pemerkosaan dan pencabulan di kalangan remaja. Ketika tayangan kekerasan
disiarkan pada berita di televisi, anak-anak dan remaja yang pola pikirnya
masih labil dan emosional cenderung untuk melakukan perilaku yang kasar dan
tidak sopan baik kepada teman, guru, bahkan orangtua mereka sekalipun. Program
berita di televisi juga kerap kali menayangkan berita mengenai minuman keras,
narkotika, dan obat-obatan terlarang yang memicu keingintahuan anak-anak dan
remaja untuk mencobanya. Generasi hedonis[2]
akan tercipta manakala mereka mengonsumsi minuman keras, narkotika, dan
obat-obatan terlarang.
Meskipun banyak anak-anak dan para
remaja yang terjerumus pada hal-hal yang kurang baik namun tidak semua remaja
terpengaruh oleh tayangan berita di televisi yang menyimpang tersebut. Diantara
para anak-anak dan remaja tersebut, pasti juga ada yang mengambil sisi positif
dari tayangan yang disiarkan. Sebagian dari mereka jadi tidak berani melakukan
hal-hal negatif seperti bergaya sensual, bersikap kasar, suka mencari
keributan, dan menghindari minuman keras, narkotika, dan obat-obatan terlarang.
Upaya yang Dilakukan oleh Orang Tua
untuk Mencegah Terjadinya
Perubahan Perilaku Menyimpang Akibat
Adanya Tayangan Berita di Televisi
terhadap Anak-anak dan Remaja
2.3.1 Keterlibatan Orang Tua
Manusia memanfaatkan televisi
sebagai alat bantu yang paling efektif dan efisien. Informasi yang diinginkan
oleh banyak orang hampir semuanya dapat diperoleh dari berbagai program dan
tayangan berita di televisi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
material. Kegiatan menonton berita di televisi sering tidak terencana dan
bersifat tidak sadar. Apabila orangtua dari si anak dan remaja sedang menonton
berita, mereka juga turut serta menontonnya. Televisi dapat dengan mudah
melahap sebagian besar waktu sang anak yaitu waktu untuk belajar, membaca,
menggambar atau membantu pekerjaan rumah tangga.
Apabila berita di televisi
menyajikan tayangan yang bernuansa kekerasan, maka anak-anak dan remaja cenderung
menyukai dan menggemari tayangan tersebut karena mereka beranggapan bahwa anak
yang kuat akan disegani oleh teman-temannya. Apa yang dilihat pada tayangan
televisi itu biasanya akan ditiru mentah-mentah tanpa bersikap selektif dalam
memilih tayangan yang disajikan. Akibatnya, timbul kekhawatiran akan pengaruh
tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
Dari berbagai kemungkinan masalah
yang bisa timbul, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan, disiplin dan
pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sikap orang tua terhadap televisi akan
mempengaruhi perilaku anak. Maka sebaiknya orang tua lebih mengutamakan anak
daripada aktivitasnya. Orang tua yang terlalu asik dengan kesibukannya untuk
mencari nafkah akan berpengaruh terhadap kebiasaan sang anak yang tidak
teratur. Anak atau remaja yang sering diabaikan oleh orangtuanya seringkali
memiliki persepsi berbeda terhadap apa yang mereka lihat di televisi.
2.3.2 Upaya yang
Dilakukan oleh Orang Tua
Di kala orang tua sudah selesai
dengan segala aktivitasnya, mereka biasanya menonton televisi. Menonton bersama
anak merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Namun secara tidak sadar
orang tua terkadang lalai dalam memilih tayangan mana yang sebaiknya disaksikan
oleh anak mereka. sebaiknya orang tua menentukan batasan bagi anak-anaknya
setelah membatasi dirinya terlebih dahulu untuk menonton televisi. Kemudian
mengikutsertakan anak dalam membuat batasan menonton juga menjadi cara efektif
agar anak menjadikan kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan bukan
sebagai kebiasaan.
Orang tua harus bisa mengontrol
anaknya dengan cara mengawasi sang anak pada saat menyaksikan program televisi,
termasuk berita. Ketika tayangan berita tersebut mengandung unsur pornografis,
kekerasan, dan hedonisme, maka orang tua harus dapat memberikan penjelasan hal
mana saja yang patut dicontoh dan tidak. Untuk meminimalisir perubahan perilaku
menyimpang pada anak mereka akibat adanya tayangan tersebut, orang tua
sebaiknya mengusahakan agar televisi hanya sebagian kecil dari keseimbangan
hidup anak. Utamakan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, untuk membaca
cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga.
Umumnya anak dan remaja senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik
sendiri maupun besama orang tuanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah
diuraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh yang timbul akibat
adanya tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja dapat
berupa pengaruh positif dan negatif. Mereka dapat terpengaruh ke arah yang
positif atau ke arah yang negatif tergantung pada pribadi masing-masing dari
anak atau remaja tersebut. Siaran berita di televisi berpengaruh terhadap
anak-anak dan remaja karena kemampuan menciptakan kesan dan persepsi bahwa
suatu muatan dalam layar kaca menjadi lebih nyata dari realitasnya sehingga
mereka ingin mencoba apa yang mereka lihat di televisi itu agar dapat disebut
sebagai anak gaul di lingkungannya. Oleh sebab itu peran orang tua tidak bisa
diabaikan, disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sikap orang tua
terhadap televisi akan mempengaruhi perilaku anak mereka. Apabila orang tua
mereka mengajarkan dan membimbing ke arah yang baik, maka anak atau remaja
tersebut tidak akan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik, dan begitupun
sebaliknya.
3.2 Saran
- Perlu diadakannya penelitian yang dilakukan guna mempertajam hasil penulisan makalah ini atau untuk menjawab beberapa pertanyaan yang muncul ketika makalah ini dibuat.
- Pilihlah tayangan berita di televisi yang tidak mengandung unsur pornografis, kekerasan dan hedonisme.
- Tentukan dan bedakan waktu menonton televisi bagi anak-anak, remaja, dan yang sudah dewasa.
- Usahakan televisi hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak.
- Alihkan perhatian dan kegemaran anak serta remaja dalam keluarga dari kecanduan menyaksikan acara televisi yang ditayangkan setiap hari kepada bentuk-bentuk kegiatan dan kesenangan baru yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
De Vito, Joseph A. 1997. Komunikasi
Antar Manusia. Maulana Agus, penerjemah. Jakarta: Profesional Books.
Terjemahan dari Human Communication.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kuswandi, Wawan. 1998. Komunikasi
Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lea, Phil. 2008. Mengenal Hedonisme.
[Terhubung Berkala] http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=8454. Diakses pada 28 Desember 2009.
Marwan. 2008. Dampak Siaran Televisi
Terhadap Kenakalan Remaja. [Terhubung Berkala] http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5275. Diakses pada 28 Desember 2009.
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik
Televisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi
Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yuswantana, Biwara. 2009. Televisi
Pinggirkan Budaya Lokal. [Terhubung Berkala] http://www.biwara.blogspot.com/. Diakses pada 28 Desember 2009.
[1]
Marwan. 2008. Dampak Siaran Televisi Terhadap Kenakalan Remaja. [Terhubung
Berkala] http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5275. Diakses pada 28 Desember 2009.
[2]
Hedonis menurut Lea (2008) merupakan orang-orang yang selalu beranggapan bahwa
semua kesenangan dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar